Cita-cita ku
Cita-cita, semua orang memiliki
cita-cita, entah itu seorang presiden, anak kecil, maupun orang dewasa. Semua
pasti memiliki cita-cita, cita-cita adalah sebuah mimpi tentang masa depan yang
ingin dicapai oleh seseorang oleh karena itu cita-cita memiliki peran penting
dalam kehidupan.
Aku memiliki segudang cita-cita yang
tak mungkin bias kuhitung. Mulai dari dari yeang realistis dan sampai hal-hal
yang bias di bilang masuk akal. Seperti saat aku melihat sebuah film superhero,
aku langsung memiliki pikiran “aku akan menjadi super hero suatu hari nanti” ,
saat aku melihat film “Detektif” aku pun juga memiliki keinginan menjadi
seoarang detektif. Saat aku melihat polisi lalulintas yang sedang mengatur lalu
lintas di jalan, akupun bercita-cita sebagai polisi. Semua itu adalah
cita-citaku pada saat aku masih kecil.
Saat beranjak remaja pola pemikiran
ku mulai berubah, karena tidak mungkin juga ada manusia yang bisa menjadi
pahlawan super atau sebagainya. Saat aku SMP aku sempat bercita-cita sebagai
penyanyi professional, karena aku sangat suka bernyanyi walau hanya untuk
dinikmati sendiri. Saat itu cita-cita ku masih sangat banyak dan belum dapat
dipastikan.
Saat ini aku telah menginjak bangku
SMA, ya.. aku bersekolah di SMA Negeri 19 Surabaya sekolah Negeri terbesar di
Surabaya. Di sinilah awal cita-citaku di mulai, aku belajar di sana, aku
berteman, bergurau, atau pun bertengkar disana, ye memang masa ini adalah masa
yang indah. Dan dimasa ini lah aku akan berusaha meraih cita-citaku.
Seorang teman ku pernah bertanya
“mengapa kau sangat ingin menjadai guru? Padahal menjadi guru itu kan susah”
aku pun terdiam sejenak dan menjawab “ karena guru adalah suatu profesi yang
mulia, dan tidak semua orang bias menjadi guru” saat itu aku mulai berpikir
guru memang sebuah cita-cita dan prfesi yang sangat mulia.
Seorang
guru bahasa inggris di SMP ku dulu adalah seoraang motivator ku, dan orang yang
aku kagumi, walau dia sakit-sakitan dia sangat jarang absen dalam mengajar. Dia
pernah mengatakan hal yang menurut ku sangat memotivasiku menjadi seorang guru.
Dia berkata padaku “jika kau ingin mejadi guru kau haruslah menjadi orang yang
paling pintar di dalam kelas, karena saat kau menerangkan suatu hal pada
muridmu, kau harus lebih tau dari siapapun di kelas itu” itu merupakan
kata-kaata yang sangat indah bagiku.
`` Sejak hari itu aku memutuskan aku akan
menjadi guru Bahasa Inggris. Walaupun keampuan berbahasa inggris ku kurang
baik, aku sangat ingmenjadi seorang guru Bahasa Inggris, sejak saat itu aku
mulai suka mendengar music-musik berbahasa inggris, menonton film-film
berbahasa inggris, mempelajari kosakata sulit, dan hal-hal lain.
Menurut ku mempelajari Bahasa
Inggris adalah hal yang sangat menyenangkan, karena kita dapat belajar
berbahasa inggris melalui banyak hal, seperti menonton film barat, mendengar
lagu-lagu bahasa inggris, mendengar seseorang yang sedang berpidato salam
bahasa inggris, dan masih sangat banyak hal yang dapat kita perbuat untuk
mempelajari bahasa Inggris.
Setelah aku lulus SMA aku kuliah
mengambil jurusan Sastra Inggris karena itulah tujuan ku, menjadi seorang guru
bahasa inggris, dalam belajar bahasa inggris banyak sekali kesulitan yang
sering aku dapatkan.
Suatu hari aku hampir mengalami
suatu perasa’an putus asa yang dikarenakan kehancuran nilai ku yang sangat
tidak memuaskan, aku menangis sejadi-jadinya sampai aku ingat kata-kata guru
bahasa inggris ku semasa SMP dulu “jika kau ingin mejadi guru kau haruslah
menjadi orang yang paling pintar di dalam kelas, karena saat kau menerangkan
suatu hal pada muridmu, kau harus lebih tau dari siapapun di kelas itu”.
Setelah menginga kata-kata guruku aku pun bangkit dan melanjutkan study bahasa
inggrisku.
Aku lulus dengan nilai yang cukup
memuasakan orang tuaku sangat bangga padaku. Namun dunia yang sesungguhnya
sedang menanti kehadiran seorang anak yang baru menyelesaikan study nya.
Setelah aku lulus aku banyak
mengirimkan surat lamaran ke berbagai perusaha’an, dan berharap agar mendapatkan
pekerja’an yang layak, aku tau itu menyimpang cita-citaku tapi semua itu tetap
kulakukan, karena saat itu aku berpikir, aku tidak ingin menjadi guru terlebih
dahulu dan ingin mencari pengalaman lain.
Aku diterima bekerja di sebuah
perusaha’an yang lumayan besar sebagai pegawai honorer, aku sangat tertekan
saat bekerja disana. Aku sangat tidak menikmati hidupku sebagai pegawai
perusaha’an. Aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusaha’an itu
setelah bekerja satu bulan.
Setelah aku berhenti bekerja aku
tidak di terima di perusaha’an manapun lagi, lalu aku mengingat cita-citaku
yang sebenarnya yaitu menjadi guru Bahasa Inggris. Setelah aku berpikir dan
terus berpikir, memang seharusnya aku terus mengejar cita-citaku sebagai guru
Bahasa Inggris.
Setelah memutuskan ingin mengejar
cita-citaku aku pun menghubungi beberapa teman ku yang berprofesi sebagai guru,
untuk meminta tolong mencarikan lowongan pekerja’an sebagai guru.
Aku pun bekerja sebagai guru Bahasa
Inggris di suatu sekolah swasta, aku membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk
bias beradaptasi dengan sekolah, karena aku telah lama melupakan cita-citaku.
Aku banyak di sukai oleh murid-murid
di seklah itu karena cara mengajarku yang berbeda dari guru lain, aku pun
dengan cepat dinaikkan pangkat dari guru honorer menjadi guru tetap. Tapi tidak
lama kemudian aku di angkat menjadi pegawai negeri dan mengajar di sekolah
negeri.
Hidupku sebagai guru sangat
menyenangkan aku bisa mengajar anak-anak supaya menjadi seseorang yang memiliki
pengetahuan lebih. Dan dengan menjadi Guru aku dapat meraih Cita-citaku yang
sejak awal aku impikan. Aku bangga sekali menjadi seorang Guru, seseorang yang
bekerja dan berkorban “Tanpa Tanda Jasa”